Resize Guest Disk Virtual Machine

Ringkasan langkah:

  1. Pastikan lokasi disk image yang akan diperbesar kapasitasnya
  2. Tentukan cara yang akan digunakan untuk memperbesar VM nya
    • Lihat informasi partisi pada disk image,
  3. Rename disk image lama, buat Disk image baru dengan ukuran yang diinginkan
  4. Buat disk baru
  5. Jalankan perintah virt-resize

1. Informasi tentang disk image

# virsh dumpxml <GuestName>

contoh:

# virsh dumpxml Digitos_U22_5
<domain type='kvm'>
  <name>Digitos_U22_5</name>
  <uuid>0d737f69-3200-440f-8117-8506bacde339</uuid>
  <metadata xmlns:libosinfo="http://libosinfo.org/xmlns/libvirt/domain/1.0" xmlns:cockpit_machines="https://github.com/cockpit-project/cockpit-machines">
    <libosinfo:libosinfo>
      <libosinfo:os id="http://ubuntu.com/ubuntu/22.04"/>
    </libosinfo:libosinfo>
    <cockpit_machines:data>
      <cockpit_machines:has_install_phase>false</cockpit_machines:has_install_phase>
      <cockpit_machines:install_source_type>file</cockpit_machines:install_source_type>
      <cockpit_machines:install_source>/server_images/ubuntu-22.04.3-live-server-amd64.iso</cockpit_machines:install_source>
      <cockpit_machines:os_variant>ubuntu22.04</cockpit_machines:os_variant>
    </cockpit_machines:data>
  </metadata>
  <memory unit='KiB'>2097152</memory>
  <currentMemory unit='KiB'>2097152</currentMemory>
  <vcpu placement='static'>2</vcpu>
  <os>
    <type arch='x86_64' machine='pc-q35-rhel8.6.0'>hvm</type>
  </os>
  <features>
    <acpi/>
    <apic/>
    <vmport state='off'/>
  </features>
  <cpu mode='host-model' check='partial'/>
  <clock offset='utc'>
    <timer name='rtc' tickpolicy='catchup'/>
    <timer name='pit' tickpolicy='delay'/>
    <timer name='hpet' present='no'/>
  </clock>
  <on_poweroff>destroy</on_poweroff>
<on_reboot>restart</on_reboot>
  <on_crash>destroy</on_crash>
  <pm>
    <suspend-to-mem enabled='no'/>
    <suspend-to-disk enabled='no'/>
  </pm>
  <devices>
    <emulator>/usr/libexec/qemu-kvm</emulator>
    <disk type='block' device='disk'>
      <driver name='qemu' type='raw' cache='none' io='native'/>
      <source dev='/dev/vmdiskpool/vmdisk5'/>
      <target dev='vda' bus='virtio'/>
      <address type='pci' domain='0x0000' bus='0x04' slot='0x00' function='0x0'/>
    </disk>
...

Terlihat bahwa disk image ada di : /dev/vmdiskpool/vmdisk5

2. Lihat informasi partisi pada disk image

# virt-df -h

Misalnya :

# virt-df -h -a /dev/vmdiskpool/vmdisk5 
Filesystem                                Size       Used  Available  Use%
vmdisk5-100g:/dev/sda2                    1.7G       130M       1.5G    8%
vmdisk5-100g:/dev/ubuntu-vg/ubuntu-lv
                                          8.0G       4.2G       3.4G   53%

3. Rename disk image

lvrename /dev/vmdiskpool/vmdisk5 /dev/vmdiskpool/vmdisk5.backup

4. Buat Disk baru

# lvcreate -L <new-size>G -n <nama-disk> <disk-pool>/dev/vg_guests

contoh:

# lvcreate -L 100G -n vmdisk5 /dev/vmdiskpool

5. Resize partisi (optional) dan salin partisi lama ke disk image baru

Bagi yang belum terinstall virt-resize, untuk pengguna Ubuntu, Debian dapat memasangnya sbb:

# apt-get install libguestfs-tools

Berikut penggunaannya:

# virt-resize /dev/vmdiskpool/vmdisk5-backup /dev/vmdiskpool/vmdisk5 --resize /dev/sda2=1.8G  --expand /dev/sda3 --LV-expand /dev/ubuntu-vg/ubuntu-lv

Output nya kira-kira akan seperti ini:

[   0.0] Examining /dev/vmdiskpool/vmdisk5-backup
**********

Summary of changes:

/dev/sda1: This partition will be left alone.

/dev/sda2: This partition will be resized from 1.8G to 1.8G.  The 
filesystem ext4 on /dev/sda2 will be expanded using the ‘resize2fs’ 
method.

/dev/sda3: This partition will be resized from 8.2G to 98.2G.  The LVM PV 
on /dev/sda3 will be expanded using the ‘pvresize’ method.

/dev/ubuntu-vg/ubuntu-lv: This logical volume will be expanded to maximum 
size.  The filesystem ext4 on /dev/ubuntu-vg/ubuntu-lv will be expanded 
using the ‘resize2fs’ method.

**********
[   3.7] Setting up initial partition table on /dev/vmdiskpool/vmdisk5
[  14.9] Copying /dev/sda1
[  14.9] Copying /dev/sda2
 100% ⟦▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒⟧ 00:00
[  18.7] Copying /dev/sda3
 100% ⟦▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒⟧ 00:00
[  46.2] Expanding /dev/sda2 using the ‘resize2fs’ method
[  46.3] Expanding /dev/sda3 using the ‘pvresize’ method
[  46.3] Expanding /dev/ubuntu-vg/ubuntu-lv using the ‘resize2fs’ method

Resize operation completed with no errors.  Before deleting the old disk, 
carefully check that the resized disk boots and works correctly.

Reference:

Perintah praktis rsync

Syntax dasar perintah rsync

# rsync options source destination

Beberapa opsi (options) dari perintah rsync yang dapat kita manfaatkan, antara lain

  • -v : verbose
  • -r : copy data hingga ke subdirektori terdalam tapi tidak merubah waktu dan permission
  • -a : modus pengarsipan (archive mode), menyalin/copy secara rekursif (hingga direktori2 di bawahnya) dan menyesuaikan Symbolic links, file permission serta user& group ownership dan waktu/timestamps. timestamps.
  • -z : compress file data.
  • -h : human-readable, output numbers in a human-readable format.
  • –dry-run : kalau menggunakan ini maka perintah di jalankan hanya dalam modus simulasi, tidak dieksekusi sesungguhnya
  • — progress : untuk menampilkan progress dari proses synchronization

Contoh copy secara lokal server

rsync -zvh contoh.tar.gz /tmp/backups/

Contoh 1 copy ke remote server

rsync -avzh /root/rpmpkgs root@192.168.0.141:/direktoritujuan

Jika file yang akan dicopy berukuran cukup besar, maka apabila proses copy terputus ditengah jalan, jangan khawatir, rsync akan meneruskan atau melanjutkan sisa yang belum tercopy .

Contoh 2 copy ke remote server

rsync -avu --progress /var/www/moodle-data digitos@103.167.113.106:/data/

Perintah ini akan membuat direktori moodle-data di bawah direktori /data pada tempat tujuan copy, sekaligus menyalin seluruh isinya

Contoh 3 copy ke remote server

rsync -avu --progress /var/www/moodle-data/ digitos@103.167.113.106:/data/

Perintah ini tidak akan membuat direktori moodle-data di bawah direktori /data pada tempat tujuan copy, tetapi sekaligus menyalin seluruh isinya direktori moodle-data langsung di dalam direktori /data/

Memperbesar ukuran upload file Apache2

File konfigurasi yang perlu di edit adalah php.ini yang letaknya bisa berbeda tergantung modul php yang digunakan, antara lain:

  • /etc/php/7.4/apache/php.ini
  • /etc/php/7.4/fpm/php.ini

Versi php dapat disesuaikan

Parameter yang perlu diatur adalah :

post_max_size = 100M
upload_max_filesize = 100M

Besar ukuran dapat diubah sesuai kebutuhan

Jangan lupa setelah itu, web server Apache perlu di restart

$ sudo service apache2 restart

Netplan & DNS nameserver Ubuntu 18.04

Selama bertahun untuk setting nameserver kita cukup mengganti /etc/resolv.conf :

nameserver 8.8.4.4
nameserver 8.8.8.8

selain itu kita dapat  merubah di /etc/network/interfaces menjadi

dns-addresses 8.8.4.4, 8.8.8.8

Lalu restart :

sudo systemctl restart networking

atau

sudo /etc/init.d/networking restart

Saat ini versi terbaru ubuntu mulai menggunakan Netplan.

Netplan adalah utilitas baris perintah untuk konfigurasi jaringan pada distribusi Linux tertentu. Netplan menggunakan file deskripsi YAML untuk mengkonfigurasi antarmuka jaringan dan, dari deskripsi tersebut, akan menghasilkan pilihan konfigurasi yang diinginkan untuk alat render (eg. network-manager).

File yang perlu kita setup adalah : /etc/netplan/01-*/yaml.

Sehingga kita perlu meletakkan code seperti berikut di dalamnya:

nameserver:
   addresses: [8.8.4.4, 8.8.8.8]

 

Backup Stored Procedures and Routines

We need to specify --routines to take backup of stored procedures with data and tables.

The following command will take backup of entire database including stored procedures. For example, your database name is “mydb”.

mysqldump -u root -p –routines mydb > mydb.sql

To take backup of only Stored Procedures and Triggers (Exclude table and data ) use the following command.

mysqldump –routines –no-create-info –no-data –no-create-db –skip-opt mydb > mydb.sql

Reference:
https://tecadmin.net

How to Change Hostname on Ubuntu 18.04

View the current hostname

$ hostnamectl
 Static hostname: dbserver
         Icon name: computer-vm
           Chassis: vm
        Machine ID: baf17aaaa3c343c48cc85d38fa7534c8
           Boot ID: 0c82f3ccd20c4fda9d6d317d551d3ba9
    Virtualization: kvm
  Operating System: Ubuntu 18.04.4 LTS
            Kernel: Linux 4.15.0-1058-aws
      Architecture: x86-64

As you can see in the image above, the current hostname is set to dbserver.

Now, we will change the hostname

1. Using hostnamectl command

sudo hostnamectl set-hostname dbserver2

2. Edit the /etc/hosts file

127.0.0.1   localhost
127.0.0.1   dbserver2

 

Memasang OpenVpn pada Ubuntu 16.04 LTS

Rerefensi : https://www.digitalocean.com/community/tutorials/how-to-set-up-an-openvpn-server-on-ubuntu-16-04

Introduction

Ingin mengakses Internet dengan aman dan aman dari smartphone atau laptop Anda ketika terhubung ke jaringan tidak terpercaya seperti WiFi dari hotel atau kedai kopi? Virtual Private Network (VPN) memungkinkan Anda untuk melintasi jaringan yang tidak dipercaya secara pribadi dan aman seolah-olah Anda berada di jaringan pribadi. Lalu lintas muncul dari server VPN dan melanjutkan perjalanannya ke tujuan.

When combined with HTTPS connections, this setup allows you to secure your wireless logins and transactions. You can circumvent geographical restrictions and censorship, and shield your location and any unencrypted HTTP traffic from the untrusted network.

OpenVPN is a full-featured open source Secure Socket Layer (SSL) VPN solution that accommodates a wide range of configurations. In this tutorial, we’ll set up an OpenVPN server on a Droplet and then configure access to it from Windows, OS X, iOS and Android. This tutorial will keep the installation and configuration steps as simple as possible for these setups.

Prerequisites

Untuk menyelesaikan tutorial ini, Anda akan memerlukan akses ke server Ubuntu 16.04.

Anda perlu mengkonfigurasi pengguna non-root dengan hak akses sudo sebelum Anda memulai panduan ini. Anda dapat mengikuti panduan pengaturan server awal Ubuntu 16.04 kami untuk mengatur pengguna dengan izin yang sesuai. Tutorial yang terhubung juga akan mengatur firewall, yang akan kita anggap sudah ada selama panduan ini.

===bersambung===

Memasang Web Server (LAMP) di Ubuntu 16.04

Pengantar

Sebelumnya diasumsikan bahwa kita sudah memiliki Ubuntu 16.04 Server 64bit. Jika Anda belum mengetahui cara instalasi Ubuntu 16.04 dapat dilihat disini. Karena ini untuk server, maka IP Address nya harus di set static. Secara default Ubuntu 16.04 Server tidak dipasangi Graphical User Interface, jadi semua dikendalikan dengan console, text based command.

Rencana yang akan dipasang adalah :

  1. Apache2
  2. MySQL 5
  3. PHP 7

Langkah 1 | Pasang Apache2 Web Server:

– Login lah sebagai user ubuntu yang pertama kali dibuat, user pertama ini memiliki kekhususan karena secara default sudah sebagai sudo user, atau user yang dapat berperan sebagai root. Saat ini prompt dari console Anda masih berupa “$” yang menandakan sebagai role user ‘bukan root’.

Selanjutnya masuklah sebagai root :

sudo -i

Salah satu tanda bahwa kita sedang dalam mode root adalah adanya prompt “#”.

Lakukan Update, agar seluruh komponen OS berada pada status update terkini.

apt-get update

DIlanjutkan dengan memasang/install Apache 2:

apt-get install apache2

Jika berjalan baik tanpa error, selanjutnya kita periksa apakah sudah berfungsi dengan browse dengan browser ke alamat IP server tersebut.

http://<IP address>

Dan akan tampak kira-kira seperti gambar di bawah ini:

Langkah 2 | Pasang MySQL Server:

Ada beberapa pilihan database yang dapat kita lakukan antara lain : MySQL, MariaDB, PostgreSQL, dan sebagainya. Kali ini kita pilih MySQL

sudo apt-get install mysql-server mysql-client

Dalam proses pemasangan ini Anda akan diminta memasukkan pilihan password untuk user database ‘root’:

Sekali lagi:

Keberadaan MySQL dapat diperiksa dengan:

sudo systemctl status mysql

Hasilnya kira-kira akan seperti ini :

toosa@toosa-T580:~$ sudo systemctl status mysql
[sudo] password for toosa: 
? mysql.service - MySQL Community Server
 Loaded: loaded (/lib/systemd/system/mysql.service; enabled; vendor preset: en
 Active: active (running) since Sab 2016-12-17 20:07:08 WIB; 1 day 12h ago
 Main PID: 1548 (mysqld)
 CGroup: /system.slice/mysql.service
 ??1548 /usr/sbin/mysqld

Periksa versi MySQL Anda :

sudo mysql --version

Jika Anda ternyata bermaksud memasang MariaDB, maka MySQL perlu dilepas terlebih dahulu atau dipasang pada port yang berbeda, hal itu tidak dibahas di artikel ini, insyaALLAH akan saya bahas di artikel mendatang. Demikian pula untuk meningkatkan keamanan dari MySQL atau MariaDB akan saya bahas pada artikel selanjutnya.

Langkah 3 | Pasang PHP 7:

Berikutnya kitapasang PHP 7

sudo apt-get update 
sudo apt-get install php7.0-mysql php7.0-curl php7.0-json php7.0-cgi? php7.0 libapache2-mod-php7

Selanjutnya kita periksa versi php yang telah terpasang dengan :

sudo php -v

Kira-kira akan kita dapatkan hasil sebagai berikut :

toosa@toosa-T580:~$ php -v
PHP 7.0.9-1+deb.sury.org~trusty+1 (cli) ( NTS )
Copyright (c) 1997-2016 The PHP Group
Zend Engine v3.0.0, Copyright (c) 1998-2016 Zend Technologies
 with Zend OPcache v7.0.9-1+deb.sury.org~trusty+1, Copyright (c) 1999-2016, by Zend Technologies

Terkahir kita perisksa dengan fungsi phpinfo(), mari kita buat sebuah file info.php

sudo nano  /var/www/html/info.php

Lalu diisi dengan code sebagai berikut :

<?php
phpinfo();
?>

Setelah disimpan, coba cek IP Anda :

Check IP :

ip addr show eth0 | grep inet | awk '{ print $2; }' | sed 's/\/.*$//'

lalu buka browser dengan IP tersebut: http://<IP address>/info.php, contoh :

http://192.168.100.1/info.php

Title bar hilang gara-gara $compiz –replace

Kemarin pagi ketika hendak mengajar ternyata kelas masih kosong, wah mahasiswaku belum ada yang datang ! Akhirnya sambil nunggu mereka datang satu-persatu, jadi iseng deh ngoprek-oprek desktop. Tiba-tiba rindu akan compiz yang ciamik, karena sudah lama hanya ditemani Ubuntustudio 14.04 yang menggunakan XFCE 4.x standard saja, walau sangat ringan.
Tanpa pikir panjang mulailah install compiz :

sudo apt-get install compiz compiz-plugins compizconfig-settings-manager

dst ...

Setelah selesai, lalu switch ke Gnome Display Manager  (gdm), serta  mengaktifkan Compiz nya dari console dengan perintah :

compiz --replace

Nah … disini mulai terjadi keanehan:

  • windows aplikasi nya mepet/menempel ke pojok kiri atas layar dan
  • title windowsnya hilang beserta buton-2 yang ada,
  • fungsi Alt-Tab untuk berpindah-pindah aplikasi yang aktif ternyata macet juga.

Dicoba logout dan login tidak berpengaruh, malah sekarang tidak bisa export display ke LCD projector kelas. Gawat ! Mahasiswa sudah mulai berdatangan …

Dicoba pindahkan, balik lagi ke lightdm :

sudo dpkg-reconfigure gdm

Display manager pindah, tapi hal-hal di atas tidak terpengaruh. 🙁

Setelah googling sedikit jauh, ah TERNYATA … masalahnya ada di cache XFCE4 yang nyangkut, akhirnya :

a- logout
b- log in console mode (ie: CTRL+ALT+F1  and log )
c- rm ~/.cache/sessions/xfce4-session*
d- reswitch to X and log in (ie: CTRL+ALT+F7 and log)

Akhirnya desktop ku kembali normal, Alhamdulillah, kelas pun dimulai 🙂

Ref:

  • http://www.webupd8.org/2014/11/how-to-use-compiz-in-ubuntu-mate-1404.html
  • http://www.webupd8.org/2011/07/how-to-switch-between-gdm-lightdm-or.html
  • https://forum.xfce.org/viewtopic.php?id=5290

 

Upgrade LibreOffice 4.x ke LibreOffice 5.x

Setelah kira-kira 4 bulan berselang dari 17 Desember 2015 yang lalu LibreOffice merilis versi 5.0.4 nya, tanggal 7 April 2016 yang lalu di Berlin, kembali The Document Foundation (TDF) merilis LibreOffice versi berikutnya, yaitu versi 5.1.2.

Sebagai pengguna Ubuntu 14.04 LTS, default LibreOffice yang tersedia adalah masih di versi 4.4.5. Melihat fitur-fitur baru dan ‘katanya’ speed nya lebih baik dari versi 4.x, akhirnya hari ini memberanikan diri untuk menggunakan versi 5.x.

Cara upgrade nya tidak lah terlalu sulit, hanya 4 (empat) langkah : remove yang lama, pasang PPA, update repo, install yang baru, selesai 🙂
Detailnya sebagai berikut :

$ sudo apt-get remove --purge libreoffice
$ sudo add-apt-repository ppa:libreoffice/ppa
$ sudo apt-get update
$ sudo apt-get install libreoffice

Saya menggunakan ubuntu studio 14.04, menu libreoffice langsung terupdate, dan ketika start membutuhkan waktu kurang lebih 10 detik saja, lumayan euy !

1 2 3 4