Menambah Alpha Channel
Alpha Channel adalah sebuah informasi/background yang transparan yang ditambahkan pada layer tertentu. Dengan alpha channel ini, seolah kita memiliki background transparan, perhatikan contoh berikut ini :
Open Source Software in My Daily Life
Alpha Channel adalah sebuah informasi/background yang transparan yang ditambahkan pada layer tertentu. Dengan alpha channel ini, seolah kita memiliki background transparan, perhatikan contoh berikut ini :
Berikut ini adalah beberapa teknik di jQuery untuk bekerja dengan checkbox :
// Mengembalikan nilai true jika ditandai, dan false selain itu. $('#checkboxA').is(':checked');
Berdasarkan spesifikasi HTML5, maka atribut haruslah di isi dengan checked=”checked”; bukan sekedar checked atau checked=”true”, dsb.
Kebutuhan ini muncul ketika akhirnya saya harus memaintain sendiri server-server saya demi penghematan, yaitu keluar dari comfort zone di VPS manageable services.
Konsepnya sebenarnya sederhana, sama seperti menjalankan apt-get upgrade biasa, tapi dalam hal ini source.list nya dipilih hanya yang terkait dengan security saja.
Bila Anda bermain dengan server yang akan dikenal secara luas di internet dengan menggunakan IP Public, maka hostname dan penggunaan DNS (nameserver) menjadi strategis.
Nameserver
Posisi name server sebenarnya dapat dilihat dari file :
I always forget the MySQL create database with UTF8 character set syntax, so here it is:
CREATE DATABASE `mydb` CHARACTER SET utf8 COLLATE utf8_general_ci; GRANT ALL ON `mydb`.* TO `username`@localhost IDENTIFIED BY 'password'; FLUSH PRIVILEGES;
Alternatively, you can use ‘CREATE SCHEMA’ instead of ‘CREATE DATABASE’:
CREATE SCHEMA `mydb` CHARACTER SET utf8 COLLATE utf8_general_ci; GRANT ALL ON `mydb`.* TO `username`@localhost IDENTIFIED BY 'password'; FLUSH PRIVILEGES;
I hope this helps someone else too!
(*resource : here
Untuk memeriksa apakah sebuah object / variabel terdefinisi / ada atau tidak seperti layaknya fungsi isset() di php, maka kita dapat menggunakan statement typeof cara sebagai berikut :
if (typeof obj.foo != 'undefined') {
// ..
}
typeof ini akan mengembalikan nilai ‘undefined’ baik object/property tersebut ‘ada’/exist maupun memang bernilai undefined.
Reference : http://stackoverflow.com/questions/2281633/javascript-isset-equivalent
Mengapa ini diperlukan ? Pemicunya adalah ketika saya memiliki sebuah source yang biasanya di update dengan Subversion (SVN) tapi karena suatu sebab harus saya pindahkan ke tempat lain dan akan di import ulang ke SVN server lain. Di dalam direktory source tersebut sudah memiliki direktory2 ‘.svn’ yang mengacu kepada server SVN sebelumnya. Karenanya perlu di hapus. Karena setiap direktory yang ada dipastikan terdapat direktory tersebut, maka sangat tidak efisien kalau harus menghapusnya satu persatu.
Terkadang bagi yang baru mulai menggunakan Zend Framework (ZF) sering bingung memilih method mana yang paling cocok diantara method init() dan preDispatch() ketika akan digunakan pada permasalahan mereka. Sebenarnya kedua method ini sama-sama berada di dalam action controller dengan tujuan/kegunaannya masing-masing.
Object : MySQL versi 5.5 on Ubuntu 12.10
Terkadang kita memiliki database MySql yang tidak menyatu IP nya dengan server aplikasi, maka server database perlu dipersiapkan agar dapat diakses secara remote.
Yang perlu kita konfigurasi adalah file my.cnf yang biasanya terletak di /etc/mysql/.
Bukalah file tersebut lalu cari dan ganti :
bind-address = 127.0.0.1
menjadi
bind-address = 0.0.0.0
Simpanlah file tersebut, kemudian restart server MySQL nya :
sudo /etc/init.d/mysql restart
Untuk memastikan bahwa MySQL server sudah bisa diakses dari jaringan, coba cek dengan perintah :
netstat -anp | grep 3306
jika Anda menemukan teks seperti di bawah ini :
tcp 0 0 0.0.0.0:3306 0.0.0.0:* LISTEN -
Ini artinya MySQL kita sudah bisa diakses dari jaringan.
Kemudian langkah terakhir adalah memberikan kewenangan pada user siapa saja akses ini bisa gunakan, dengan cara mengatur previleges user :
mysql> GRANT ALL PRIVILEGES ON *.* TO <username>@'%' IDENTIFIED BY '<password>';
Gantilah <username>
dan <password>
dengan yang sesuai Anda inginkan.
Semoga berhasil, Tetap Semangat! TS!
Beberapa bulan server ‘ngablak’ ketar-ketir juga, beberapa aplikasi firewall berbasis iptables di’plotot’in, masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, akhirnya pilih yang satu ini, APFdari http://www.rfxn.com, sangat mudah install nya 🙂
Maka APF Anda akan terpasang di :
Install path: /etc/apf/
Config path: /etc/apf/conf.apf
Executable path: /usr/local/sbin/apf
AntiDos install path: /etc/apf/ad/
AntiDos config path: /etc/apf/ad/conf.antidos
DShield Client Parser: /etc/apf/extras/dshield/
Konfigurasi
Berikutnya adalah mengkonfigurasi, sementara file : /etc/apf/conf.apf saja dulu ya, selebihnya mohon disesuaikan dengan kebutuhan Anda sendiri. Berikut adalah konfigurasi yang saya pilih :
DEVEL_MODE="1" INSTALL_PATH="/etc/apf" # IFACE_IN="eth0" # IFACE_OUT="eth0" # karena saya pakai VPS, maka setting nya sbb : IFACE_IN="venet0" IFACE_OUT="venet0" # Jika anda menggunakan server dedicated : SET_MONOKERN="0" SET_MONOKERN="1" IG_TCP_CPORTS="22,80" EGF="1" DLIST_DSHIELD="1"
Yang lainnya dibiarkan default.
Kemudian aktifkan apf : /usr/local/sbin/apf -s
APF ini akan aktif selama 5 menit, lalu akan down lagi, karena saat ini masih mode development, Anda akan melihat message :
apf(20709): {glob} !!DEVELOPMENT MODE ENABLED!! – firewall will flush every 5 minutes
Kalau sudah yakin dengan konfigurasi yang Anda pilih, maka ganti : DEVEL_MODE=”1″ menjadi DEVEL_MODE=”0″ di file /etc/apf/conf.apf
Selamat mencoba 🙂